Refdi Madefri, 27 APRIL 2020.
Saptu tanggal 2 Mai 2020 ini merupakan Hari Pendidikan Nasional atau biasa disebut HADIKNAS. Setiap tahunnya diperingati yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Penetapannya tidak terlepas dari sejarah tokoh pelopor pendidikan Indonesia dan Pahlawan Nasional serta Mentri pendidikan Pertama yaitu Ki Hajar Dewantara sekaligus pendiri lembaga pendidikan Taman Siswa.
Ki Hadjar Dewantara dikenal dengan slogannya yang luar biasa. Slogan yang diciptakannya menggunakan Bahasa Jawa, yakni “Ing Ngarsa sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani”. Slogan tersebut berarti “Di Depan menjadi Contoh atau Panutan, Di Tengah Berbuat Keseimbangan atau Penjalaran, dan Di Belakang Membuat Dorongan atau Mendorong”.
Biasanya HARDIKNAS dirayakan secara luas di Indonesia, yang ditandai dengan penyelanggaraan upacara bendera di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi. Tahun ini upacara bendera tidak dapat dilaksanakan, karena Indonesia lagi menghadapi Covid-19. Sehingga pendidikan harus diselengarakan dari rumah saja. Seharusnya masih dapat memperingatinya dengan kegiatan-kegiatan lain yang bermakna. Inovasi dan kreatifitas dengan tetap memperhatikan penyelengaraan mematuhi protokol kesehatan seperti mengadakan lomba cerdas cermat, membuat karya tulis, dan sebagainya atau dapat juga memperkenalkan tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3) sejak dini agar pada saat masuk kedunia kerja sudah dapat memehami dan mengerti tentang K3 tersebut.
Pengetahuan K3 dalam kondisi Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB), perlu juga dipahami oleh dunia pendidikan, khususnya bagi siswa-siswa tingkat kelas 12 kebawah. Ikut berkontribusi menurunkan bahkan memutus wabah Covid-19. Jika tidak dipahami akan berpotensi bahaya mengancam risiko kepada kehidupan kita, karena bahaya ini sangat tinggi (kematian) dan cepat berlangsungnya. Perlu segala upaya segera dilaksanakan pencegahan untuk bersatu melawan corona. Sebagai contoh upaya-upaya pencegahan tersebut, berupa kajian risiko dari pandemic Covid-19 menggunakan metode Bow Tie Analis. Agar lebih jelasnya lihat gambar digram dibawah iniyang memperlihatkan dua hal, disebelah kiri menjelaskan ringkasan visual dari semua skenario pontensi bahaya yang mungkin terjadi. Sedangkan pada disebelah kanan memberikan gambaran hasil identifikasi langkah-langkah pengendalian/penghalang (Barrier) untuk dipatuhi dan dikontrol

Bow Tie Analysis By Roy Milne, Asset & Integrity Leader, Vice Chair & Energy Institute.
Ancaman potensi bahaya dimungkinkan berbagai risiko antara lain; Terpapar dari kegiatan dilingkungan atau orang tanpa gejala (OTG), atau dari tempat yang sama adanya orang dalam pengawasan (ODP), atau adanya terpapar dari anggota keluarga atau teman dekat juga disebut ODP, hal ini yang sangat berbahaya penularannya. Sedangkan kemungkinan terpapar dari sekitar Rumah Sakit adanya pasien dalam pengawasan (PDP), ini bahaya sedang karena ini sudah dilakukan isolasi. Konsekuensinya risiko yang mungkin terjadi jika protokol tidak dipatuhi sebagai pencegahan potensi bahaya akan penularan yang tidak diketahuinya orang OTG atau ODP.
Apabila tidak terpapar dari OTG, ODP, PDP dan apalagi PDP maka masing-masing individu, anak didik dan pendidik harus mematuhi peraturan perundang-undangan, standar, kebijakan, protokol-protokol atau SOP dan Instruksi-Instruksi pelaksanaan yang sudah dibuat dan ditetapkan oleh pemerintah. Seperti mencuci tangan, menggunakan masker, wajah jangan disentuh, jaga jarak lebih 1 meter dan jika tidak penting dirumah saja serta lain sebagainya
Peringatan HARDIKNAS tetap perlu diperingati, walaupun kondisi dunia pendidikan kita dengan adanya wabah Covid-19 ini, diperlukan kreatifitas dalam memperingatinya. Khususnya dalam keselamatan dan kesehatan siswa dan para pendidik untuk dapat tetap selamat dan sehat dan semakin maju serta berkualitas
Salam,……Selamat HARDIKNAS
Refdi M